Beberapa hari ini
aktivitas-aktivitas sengaja aku kurangi. Rasanya pengen banyak istirahat.Benar
kan? Daripada memaksakan diri ke kampus dalam rangka mengerjakakan skripsi,
sementara mau bernapas aja agak susah, lebih baik istirahatkan diri dan jangan
terlalu banyak mikir. Itu pelajaran yang bisa diambil dari sakit: secara tidak
langsung terbebaskan dari kesibukan beberapa saat. Yeay !
*Salah fokus.. Bukan, bukan itu
pelajaran utamanya.
Jauh dan lebih dari sekedar
membebaskan diri dari kesibukan, aku bisa petik beberapa “buah” pelajaran dari
“pohon” sakit flu berat ini yang mengakibatkan agak susah bernapas:
1 1. Aku
semakin ingat, Allah yang menyembuhkan siapapun dari sakit, sementara obat
hanyalah bantuan tambahan. Mengingat Allah (dzikrullah) adalah obat untuk jiwa,
sementara makan atau minum yang masuk pencernaan adalah obat untuk badan. Jadi,
perlu berdo’a juga kalau memang ingin sembuh.
2 2. Berusaha
untuk sabar. Menahan diri dari mengeluarkan keluhan yang tidak bermanfaat, optimis
bakal sembuh, dan terus berusaha untuk sembuh. Usahaku antara lain: menghindari
angin malam, minum ramuan-ramuan herbal, banyak minum air putih hangat, dan
istirahat yang cukup.
Aku juga bukan
tipe orang yang gampang minum obat kimiawi dan ke dokter untuk mendapatkan
resep obat. Menurutku, obat dari bahan alami jauh lebih baik daripada obat
kimiawi walaupun proses penyembuhannya lebih lama. Jauh lebih baik repot-repot
meracik minuman jahe, madu dicampur jeruk nipis, merebus air, daripada minum
obat kimiawi yang instan. Sakit seperti pilek, demam, dan batuk, itu semua kan
reaksi tubuh setelah ada benda asing, seperti virus atau bakteri yang masuk. Lendir
saat pilek membantu memblokir benda asing yang berusaha masuk ke tubuh, supaya
jangan sampai masuk lebih jauh. Begitu juga dengan panas tubuh tinggi dan
batuk. Semua punya fungsi masing-masing.
Jadi, bukan
batuk atau pileknya yang semestinya segera dihilangkan, tapi gimana caranya menjaga
daya tahan tubuh tetap fit. Proses
ini yang membutuhkan waktu yang lebih lama. Itu pengetahuanku seputar kesehatan
sebagai alasan untuk selalu berusaha berpikir positif ketika sakit dan tidak
terburu-buru untuk mengkonsumsi yang instan.
3 3. Tetap
menyerahkan semuanya kembali pada Allah. Memang aku berusaha dan optimis untuk sembuh,
tapi soal kapan sembuhnya, itu terserah Allah. Kalau masih tetap sakit, yakin
saja, pasti ada pelajaran di balik sakit ini. Sakit adalah kesempatan bagi
badan untuk beristirahat. Badan yang sering kali kita paksa untuk bekerja
melebihi kemampuannya. Lebih jauh lagi, sakit adalah momen yang tepat untuk melakukan perenungan yang
hampir tidak pernah dilakukan selama kita sehat. Serasa Allah berkata, “Lihat
dirimu, Rizka. Apa yang kamu bisa dapatkan dari kejadian berupa sakit ini ?”
Soal skripsi yang terhambat, tidak perlu dibuat sulit. Alhamdulillah, aku masih
bisa mengerjakan tugas akhir itu walaupun progresnya lambat. InsyaAllah, lulus
semester ini !
Kurasa aku sudah cukup kenyang
memakan “buah” pelajaran dari “pohon” sakit. Setelah kenyang, aku harus minum
air “kesimpulan” sebagai penutup. Jadi, sakit bukanlah sebuah malapetaka karena
ada pelajaran-pelajaran yang bisa diambil dari itu, kalau kita memang berusaha
mengambil pelajaran.
Semoga kita termasuk orang yang
pandai mengambil pelajaran yaaa : )