Keburu isi kepalaku luber, aku mesti tulis ini segera.
Hanya sebuah cerita sebagai perumpamaan sederhana.
eni hidup di sebuah pulau dengan banyak teman.
Suatu hari, dia akan pergi ke pulau lain. Di kepalanya, dia menamakan "negeri nun jauh di sana".
Itulah sebuah tekad yg tak terelakkan.
Tak ada yang bisa menghapusnya dari niat dan ingatan.
Kecuali Sang pembolak balik hati
niat
bulat. Usaha meningkat. Eni mulai melihat peta perjalanannya, memilih
kapal terbaik, berguru pada ahlinya, dan mencari teman yang mau ikut
dalam perjalanan panjang.
Yang jadi masalah adalah kapan, ke mana tepatnya, dan dengan siapa.
Pertanyaan terakhir yang jdi perhatian utama saat ini.
Kenapa?
Taulah, perjalanan ke sana dan selama di negeri itu berbahaya. Terlalu
riskan jika sendirian. Perjalanan ke negeri itu bukan tujuan semata.
Ketika sudah sampai sana, ada beban berat yang akan diemban. Sungguh,
bukan beban ringan karena dilatarbelakangi untuk membantu menebar
cahaya pada negeri itu. Belun lagi banyaknya perangkap syaithan yang
dengan mudah mengalihkan niat awalnya.
Tau diri, Eni yang
mudah terjatuh butuh teman yang kuat. Ketika jatuh karena ditendang
orang tak bertanggung jawab, ada yang bersedia menolongnya untuk
berdiri lagi. Itu salah satu yang dibutuhkannya.
Bukan
menjadi pekerjaan utama untuk mencari siapa orang yang memenuhi
kriteria untuk menjadi teman berpetualang. Dia yakin ketika memang
sudah siap berangkat, akan ada orang yang mendatanginya. Dia tidak
berniat mencari ke sana kemari, hanya bersiap dan menunggu disamperi.
Kapan siap berangkat, itu juga masih jadi misteri. Bahkan apa kriteria
teman yang terbaik untuknya, dirinya pun tak mengetahui lebih dari
sekedar "yang ideal" menurutnya. Karena yang ideal belum tentu yang
terbaik, hanya Tuhan yang tau apa kriteria-kriteria itu sepenuhnya.
19 Januari 2013
0 komentar:
Posting Komentar