“Selamat yaa.. Lo
juara 1 di kelas ini.”
“Ya nih. Dah pinter pelajaran, pinter buat puisi pula. Kreatif !”
Aku baca komentar temen-temenku di Facebook. Langsung saja,
saat itu juga… jantungku berdetak kencang. Mulutku menyunggingkan senyum. Dalam
pikiranku, aku berkata, “Diriku memang hebat. Aku bangga dengan semua
kemampuanku !”
“Eittts. Jangan lebay dulu. Jangan bangga berlebihan.”
Itu suara yang sudah sangat aku kenal. Suara yang tidak
pernah terdengar telinga, tapi sangat jelas. Ini bukan halusinasi ataupun
ilusi. Suara itu memang nyata. Aku dengarkan perkataan dia, hati.
“Ingat ingat ingat. Semua yang kamu punya itu, berasal dari
Allah. Seharusnya kamu bersyukur.”
Aku diam, mendengarkan kata hatiku. Belum mengerti, pikiranku
bertanya, “Aku belum paham. Logikanya terlalu lompat. Apa maksudmu, hati ?”
“Lupakah dirimu ? Allah Maha Mengetahui, Dia yang punya
semua ilmu. Lihat saja karya-Nya yang sehari-hari kamu baca, Al-qur’an. Indah
bukan ? Dia jauh lebih kreatif dari dirimu ! Kamu hanya diberikan sebagian
kecil ilmu-Nya dan sifat kreatif-Nya. Hasilnya, kamu jadi juara satu di kelas
dan pandai membuat puisi. Bersyukurlah… Dia mengizinkan kamu untuk menerima
sebagian kecil sifatnya.”
Kini, aku paham. Tidak ada alasan untuk menyombongkan diri.
Sekeras-kerasnya aku belajar, serajin-rajinnya aku menulis puisi hingga aku
pandai, izin-Nya tetap berlaku. Keadaanku seperti inilah juga berkat
kehendak-Nya. Ilmu itu cahaya Allah,
bukan sekedar hasil pemikiranku sebagai manusia yang miskin ilmu.
Terima kasih hati, sudah mengingatkanku : )
1 komentar:
bagus! Membaca aku seperti aku. :)
Posting Komentar