Selasa, 01 April 2014

Islam itu rasional

Islam itu rasional kah ? Orang Barat tentu melihat Islam ga rasional, berisi ajaran2 yg ga bisa diterima akal. Ya iyalah ! Epistemologi mereka ada gitu. Mencabut unsur metafisik (ghoib) dari kehidupan sehari-hari, bahkan sampai level psikologis manusia. Kalo dalam Islam kan justru hal ghoib sangat, paling berpengaruh ke tingkah laku, dalam hal ini jiwa manusia. Lebih kerennya lagi, hati manusia itu yang jadi pusat atau raja dalam kerajaan tubuh manusia (Al Ghozali). Hati jadi raja, aql jaadi perdana menteri. Tetep kan, seorang raja butuh penasihat ? Sama juga, hati juga butuh aql, termasuk otak manusia untuk berpikir, mencerna informasi ke ruang kognisi.

Sebaliknya, Barat cuma mengakui kognisi (pikiran) tanpa hati. Kognisi jadi raja (berlaku di aliran cognitivisme). Wajar saja kalau sesuatu yang ga dianggap rasional, itu bakal ditolak. “Wah.. Isra’ mi’raj ga masuk akal, Muhammad SAW berkata bohong.” Yai tu akibatnya. Sementara kita sebagai muslim akan melihat fenomena itu sebagai yang masuk akal karena hati mengatakan demikan. Sekali hati bilang ya, akal akan bilang ya. Ini ga berlaku bagi manusia yang hatinya kotor sih.

Jadi, Islam tetaplah Islam yang rasional karena muslim melihat Islam dengan melibatkan hati sebagai raja. Buat kalian nih orang Barat, liat juga dong gimana epistemologi Islam. Jangan sembarangan liat Islam dari worldview kalian deh. Kalau maksain gitu, Islam bakal jadi ga rasional di mata kalian.  Hormati kami yang muslim dong untuk tetap meyakini Islam sebagai keyanikan yang juga meliputi epistemologi, menggunakan hati sebagai pusat dalam berpikir. Buat muslim, ayo pelajari Islam dari sumber yang benar, supaya akhirnya bisa memandang segala sesuatu, termasuk Islam sendiri, dari worldview Islam. Jangan langsung percaya sama apa yang dikatakan Barat. Dijamin ga rugi kalo kalian meyakini Islam sebagai epistemologi juga !
Semoga bermanfaat kawan….


*Epistemologi: konsep ilmu, dari mana dan bagaimana caranya ilmu di dapatkan. Dalam Islam, sumber ilmu juga meliputi Al qur’an dan Sunnah, di samping mengakui indera, akal, hati, dan informasi yang benar (khabr sadiq) sebagai saluran ilmu.

0 komentar: